Nama : Arkanuddin
Nim :
08740016
Jurusan : Kehutanan
MK :
Fisiologi Pohon
ZAT
PENGATUR TUMBUH
Hormon merupakan suatu
zat yang terjadi secara alami yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan. Zat
tumbuh nabati dapat dinyatakan dengan nama beberapa kelompok, misalnya absisin
(abscicins) mengatur absisi, auksin mengatur pemanjangan sel, sitokimin
mempengaruhi sitokinesis sehingga terlibat dalam pengaturan pembelahan sel, dan
florigen terlibat dalam menginduksi pertumbuhan bunga.
PERANGSANG
TUMBUH
Auksin
Hormon nabati yang
paling dulu di kenal dan paling banyak di teliti termasuk ke dalam kelompok
auksin. Hormone ini di hasilkan pada ujung pucuk yang sedang tumbuh, dan
setelah bergerak ke bagian-bagian atau organ lain, menghasilkan berbagai efek.
Yang paling khas di antaranya adalah pengaturan pembesaran sel. Dengan adanya
auksin dinding sel selulosa menjadi kenyal (plastic) dan di perluas oleh
potensi osmosis cairan sel.
Auksin memegang banyak
peranan lain pada perkembangan tumbuhan. Auksin bukan hanya terbentuk pada
pucuk yang sedang tumbuh, tetapi juga pada berbagai daerah lain, termasuk
beberapa yang terlibat pada tahap reproduksi, misalnya serbuk sari, buah dan
biji.
Giberalin
Giberalin di ambil dari
nama jamur gibberella fujikuroi, penyebab penyakit ‘bakanae’ pada tanaman padi
yang menjadikan tanaman yang di serangnya tumbuh memanjang dan bergelondong
serta berwarna kuning.
Tanggapan mencolok yang
di tingkatkan oleh giberalin umumnya bertitik berat pada pola pertumbuhan
normal, bukan perubahan menjadi bentuk yang tidak normal. Misalnya, varietas
kerdil berbagai jenis tanaman, seperti jagung dan kopi, dapat di rangsang agar
tumbuh sehingga varietas tinggi kekerabatannya, sedangkan aspek lain
pertumbuhan yang di rangsang itu tetap normal.
Sitokinin
Sitokinin adalah
senyawa-senyawa yang berasal dari senyawa yang mengandung nitrogen, yaitu
adenine. Sitokinin di sintesis dalam akar, dari sana bergerak ke atas dalam
xylem dan menuju ke daun dan buah. Sitokinin bertindak bersama dengan auksin
untuk meningkatkan pembelahan sel dan menahan ketuaan (senescence), yang
setidak-tidaknya pada tahap awal merupakan fase metabolism yang terorganisasi
dan bukan hanya memecah jaringan. Sebuah contoh ketuaan adalah menguningnya
daun-daun, yang terjadi ketika protein pecah dan klorofil rusak. Sitokinin
menahan menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil
seimbang dalam daun. Sitokinin di gunakan secara komersial untuk penyimpanan
sayuran hijau.
PENGHAMBAT TUMBUH
Asam
Absisat
Nama asam absisat (ABA
–abscisic acid) berasal dari kemampuan zat ini untuk mendorong absisi. Zat ini
di sintesis dalam buah dan daun. Memiliki spectrum aktivitas yang luas pada
pertumbuhan dan perkembangan, tetapi dalam semua peranannya selalu bertindak
sebagai penghambat.
Etilen
Etilen adalah zat
berupa gas. Gas ini dilepaskan oleh sebagian besar organ tumbuhan dalam
berbagai konsentrasi, dan yang paling jelas keluar dari buah yang sedang dalam
proses pematangan. Pematangan buah dapat dipercepat oleh etilen dengan konsentrasi
1 ppm atau kurang.
INTERAKSI
HORMONAL
Interaksi hormonal
dapat kita contohkan seperti berikut: Telah lama diketahui bahwa cambium
sebatang pohon, atau pada hal tertentu cambium tumbuhan daerah beriklim sedang
, paling aktif ketika kuncup membuka dan pucuk memanjang. Pembelahan sel kambium
bermula dekat kuncup pada masing-masing pucuk, lalu menyebar menjauhinya.
Kuncup ujung merangsang kambium untuk membelah diri secara cepat melalui
tindakan dua kelompok hormon, yaitu auksin dan giberelin.
Suatu antagonisme ialah
interaksi antara dua zat yang bekerja pada sebuah system sedemikian rupa
sehingga yang satu menghambat sebagian atau seluruh efek zat yang lain.
Sebaliknya, suatu sinergisme ialah interaksi antara dua zat atau lebih yang
memiliki efek yang sama dalam suatu system tertentu untuk menghasilkan suatu
efek yang lebih besar dari pada jumlah efek kedua zat itu jka bertindak
sendiri-sendiri.
TANGGAP
TUMBUHAN TERHADAP RANGSANGAN LUAR
Factor yang mengatur pertumbuahan
tumbuhan dapat di bagi menjadi 3 kelompok:
Pertama, ialah factor-faktor yang
bersifat genetic.
Kedua, factor-faktor internal yang
mengintegrasikan berbagai sel, jaringan dan organ, menjadi sebuah kesatuan
structural dan fungsional tunggal.
Ketiga, factor-faktor luar yang berasal
dari lingkungan.
TROPISME
Tropisme adalah sebuah
gerakan pembengkokan yang timbul karena pertumbuhan tidak sama atau pertumbuhan
diferensial pada sisi yang berlawanan dari organ yang tegak, sebagai reaksi
terhadap rangsangan luar yang terarah.
Fototropisme
Sebagai contoh; jika
suatu tanaman , misalnya tanaman dalam pot, diletakkan pada jendela dan satu
sisinya disinari lebih terang daripada sisinya yang lain, maka batangnya
biasanya akan membengkok kearah cahaya tersebut.
Geotropisme
Geotropism ialah reksi
tumbuhan terhadap rangsangan gaya berat. Sebagai contoh; jika suatu semai yang
tumbuh dalam cahaya berbaur diletakkan pada posisi horizontal, akar utama akan
membengkok sampai tegak lurus ke bawah dan batang utama membengkok sampai tegak
lurus ke atas.
FOTOPERIODISME
Fotoperiodisme adalah
reaksi tumbuhan terhadap panjang hari yang berbeda-beda.Berdasarkan panjang
hari untuk pembungaan, sebagian besar tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
utama:
1.
Tumbuhan hari pendek. Hanya akan
berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu. Misalnya,
kastuba, ubi jalar, nanas dan padi.
2.
Tumbuhan hari panjang. Yang hanya akan
berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu. Misalnya,
tanaman jarak dan kentang.
3.
Tumbuhan hari netral. Yang berbunganya
tidak bergantung pada panjang hari. Misalnya, jagung dan masih banyak lagi
tanaman tripik lainnya termasuk zinnia
spp.
GERAKAN
TIDUR PADA DAUN
Perdaunan sejumlah
tumbuhan tropic, terutama anggota suku leguminosae, berada dalam posisi berbeda
pada siang hari dan malam hari. Proses ini disebut niktinasti (secara harfiah
berarti gerakan malam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar mengenai postingan saya ini..!?!