Selasa, 19 Juni 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KLOROFIL






Disusun oleh:
ARKANUDDIN
08740016












JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009



                                                  BAB I
I.PENDAHULUAN

I.I latar belakang

          Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat pada tanaman, terutama tanaman tingkat tinggi. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom. Seperti halnya manusia dan hewan tumbuhan mengalami pembentukan klorofil yang di bawah oleh suatu  gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen yang ada di dalam kromosom ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih atau berwarna kuning. Tanaman juga memerlukan unsur-unsur seperti Mn, Cu, Zn untuk dapat menghasilkan klorofil yang tahan terhadap radiasi sinar matahari.

          Klorofil sering di manfaatkan atau digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis, dari hasil proses fotosintesis inilah zat hijau daun atau klorofil pada tanaman di ubah menjadi glukosa. Manfaat klorofil lainnya adalah sebagai penyerap cahaya matahari yakni radiasi elektromagnetik, tanpa klorofil tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis.

I.2 Tujuan
§  Mahasiswa mengetahui cara penentuan kadar klorofil


I.3 Tinjauan Pustaka

          Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak di serap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom ( kimbal,jhon,w. dkk.1990 ).

          Klorofil a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu gugus fungsional yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000).

          Pembentukan klorofil seperti halnya pembentukan pigmen-pigmen lain pada hewan dan manusia dibawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak ada maka tanaman tampak putih belaka. Klorofil dapat di bentuk dengan tiada memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap  klorofil. Larutan klorofil yang di hadapkan pada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Tanaman akan mengalami klorosis jika kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit (dwidjo saputra, 1978).

          Penentuan kadar klorofil dalam jaringan tanaman di lakukan dengan cara mengekstrak pigmen klorofil dengan aseton atau methanol kemudian hasil ekstrak di amati absorbansi pada λ 663 nm dan λ 645 nm (anonymous, 2009).







BAB II
METODOLOGI

2.I penentuan kadar klorofil

          2.I.I  Alat

§   Mortal martil       
§   Kertas saring
§   Kuvet
§   Labu takar
§   Pipet ukur
§   Karet hisap
§   Corong kaca
§   Tabung reaksi
§   spektrofotometer


2.I.2 Bahan
§   aseton 85 %


2.I.3 Cara Mengerjakan

o    menimbang 2 gram bahan lalu menghancurkan dalam mortal martil
o   Menambahkan 50 ml aseton 85 % dan membiarkan selama 4 jam lalu menyaring
o   Mengambil 5 ml filtrat dan mengencerkan hingga 25 ml dengan aseton
o   Mengamati absorbansi pada λ 663 dan λ 645 nm


                       Klorofil a (ppm) = 12, 21 × A 663- 2, 81 × A 645 × fp
                                                                   gram bahan

                       klorofil b (ppm) = 20, 13 × A 645- 5, 03 × A 663 × fp
                                                                   gram bahan

                       klorofil total (ppm) = 17, 20 × A 645- 7, 18 × A 663 × fp
                                                                   gram bahan


                        ket : fp = 5



BAB III
DATA PENGAMATAN

3.I Data Pengamatan

No.
sampel
absorbansi
Klorofil a
Klorofil b
Klorofil total
645 nm
663 nm
1
2
3
Daun muda
Daun tua
Daun kuning
0, 179
0, 311
0, 053
0, 268
0, 452
0, 096
27, 69
46,5
10,24
22, 57
39, 9
5, 88
22,99
86, 2
16, 162

3.2 perhitungan

Rumus :
                       Klorofil a (ppm) = 12, 21 × A 663- 2, 81 × A 645 × fp
                                                                   gram bahan

                       klorofil b (ppm) = 20, 13 × A 645- 5, 03 × A 663 × fp
                                                                   gram bahan

                       klorofil total (ppm) = 17, 20 × A 645- 7, 18 × A 663 × fp
                                                                   gram bahan


                        ket : fp = 5

klorofil a (ppm) = 12, 21 × 0, 268- 2, 81 × 0, 179  × fp
                                                0,5             
                         =  27, 69 nm

klorofil b (ppm) = 20, 13 × 0, 179- 5, 03 × 0, 268 × fp
                                                0,5             
                         =  22, 57 nm

klorofil total (ppm) = 17, 30 × 0, 179 + 7, 18 × 0, 268 × fp
                                                0,5             
                         = 22, 99  nm



BAB IV
PEMBAHASAN

Pada percobaan penentuan kadar klorofil yaitu pada daun tua, daun muda dan daun kuning yang memiliki tingkat klorofil tinggi terdapat pada daun yang tua dengan klorofil dengan klorofil total berkisar 86, 2 nm, lalu pada daun yang muda nilai klorofil totalnya adalah 22, 99 nm sedangkan pada daun yang berwarna kuning klorofil totalnya hanya 16, 162 nm. Pada percobaan penentuan klorofil ini sampel-sampel tersebut yaitu daun muda, daun tua dan daun kuning masing-masing di beri larutan aseton.

          Manfaat dari percobaan tersebut adalah kita dapat mengetahui penentuan kadar klorofil pada beberapa tipe daun. Selain itu kita juga dapat membedakan mana tipe daun yang memiliki kandungan klorofil mulai dari yang rendah sampai yang memiliki kandungan klorofil yang tinggi. Dengan demikian kita dapat mengetahui mana tumbuhan yang tahan terhadap sinar matahari dan yang tidak tahan terhadap radiasi sinar matahari.




BAB V
KESIMPULAN

          Dari percobaan praktikum yang telah di lakukan maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa semakin hijau daun maka kandungan klorofilnya semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Kimbal. john, w. dkk. 1990. biologi. Erlangga. Jakarta
Campbell. 2000. biologi. Erlangga. jakarta
Dwidjo saputra, prof. 1978. pengantar fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Anonymous. 2009. petunjuk praktikum biokimia. Umm. malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar mengenai postingan saya ini..!?!