"Selama apapun kita menanti,, penantian itu pasti akan berujung..!!!"
Disebuah puncak kabuju sana,, ku melihat ada seorang gadis yang tengah berdiri tepat diatas jurang bebatuan,, sesekali ia menengok disekelilingnya untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya.. sejenak ia terpaku dalam diamnya,, ku dengar ia menangis tersedu-sedu seperti menyesali sesuatu yang telah terjadi..
Di balik rimbunan pepohonan aku memperhatikannya,, sejenak aku berfikir apa yang akan ia lakukan,, kemudian aku tersadar ia ingin mengakhiri hidupnya,, tanpa pikir panjang lagi ku bergegas berlari menghampirinya,, disaat ia hendak melompat ku tarik dan ku peluk tubuhnya.. diapun terkejut tak sadarkan diri,, tak berapa lama ia pun tersadar,, pikirannya seolah masih kosong,, lama aku terdiam membelakanginya,, (karena sikapku yang malu-malu untuk memandang wajahnya).. ku dengar suaranya memanggilku "hai,, kamu.. siapa kamu.. kenapa kamu menarikku tadi.." akupun berbalik menghadapnya,, entah,, apa yang ada padaku,, ia terkejut melihatku,, dan aku hanya menjawab pertanyaannya tadi,, " karena ku tidak ingin kau melakukan hal yang sia-sia seperti itu,, apakah kau sadar bahwa hal tadi itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri.. " aku berusaha menenangkan dan menasihatinya dalam keterkejutannya dan ketidaktahuanku akan siapakah gadis ini,, yang tak asing lagi bagiku,, aku coba-coba untuk mengingatnya,, tetapi aku tak berhasil,, kemudian tak terasa ku dengar dia menyebut namaku dan aku masih dalam kebingungan,, kemudian ku beranikan diriku untuk bertanya "apakah engkau mengenalku.. " diapun menjawab "iya.." terus kutanya lagi padanya tentang siapa namanya,, setelah ia menyebutkan namanya,, terasa jantungku berdetak kencang,, hatiku berdebar-debar,, aliran darahku mengalir dengan derasnya,, sekarang barulah aku mengingatnya,, bahwa dia adalah seseorang yang dulu sangat aku cinta..
Enam tahun lalu,, gadis inilah yang aku cinta,, tapi,, setelah ia memilih selain diriku,, aku perlahan meninggalkannya dan berusaha untuk melupakannya.. enam tahun telah berlalu semenjak saat itu,, semua kenangan tentangnya tak tersisa sedikitpun dalam ingatan dan hatiku..
Aku tidak tahu,, gerangan apakah yang membuatnya sampai melakukan ini semua,, aku berusaha seberani mungkin untuk menanyakan mengapa dia begini,, lama ia bercerita tentang semua kisahnya,, akhirnya aku tahu kalau dia telah dicampakkan oleh kekasihnya itu,, kini dia hanyalah seorang diri bersama benih cinta yang telah tertanam dengan indahnya di dalam rahimnya,, sejenak aku terdiam,, tak percaya dengan semua yang terjadi,, ku berusaha sebisa mungkin menyakinkanya untuk terus menjalani ini semua,, dan berharap semua akan baik-baik saja adanya..
Air mata yang terjatuh,, mengikuti lekuk garis di pipinya terasa begitu menyisahkan perih yang teramat sangat dihatinya,, apa yang aku lakukan untuknya,, aku tak tahu,, karena kenangan masa itu kini mulai terlintas lagi dipikiran dan hatiku.. antara iba dan muak atas apa yang telah dilakukannya padaku dimasa lalu bercampur aduk dalam pikiran dan hatiku.. namun,, tiba-tiba janji itu teringat lagi,, janjiku untuk selalu menjaganya semampu dan sebisaku,, sebuah janji yang memang telah tertanam dalam hatiku,, janji yang selalu siap sedia untuk turut serta bersamanya,, janji untuk menerima biar bagaimanapun keadaannya suatu hari nanti,, itulah janji yang terikrar dengan sucinya dalam cintaku yang agung,, janji yang kini tak lagi lekang oleh waktu dan memulai pembuktian atas kata-kataku sebagai janji seorang lelaki.. "tapi aku sadar,, mungkin diriku tidaklah pantas untuknya,, aku bukanlah seperti apa yang ia harap,, tidak seperti laki-laki yang ia idamkan dalam hidupnya selama ini.."
Lama sekali kami terdiam tanpa kata,, ku lihat matanya yang berkaca-kaca,, yang masih sama semenjak aku pertama kali bertemu dengannya dulu dimasa yang kurang mengenakkan bagiku.. ingin sekali aku menyeka air matanya itu,, tetapi aku tidak berani,, ku lihat dari tatapannya akan gelapnya hari esok untuknya,, haruskah aku membiarkan ia berjuang seorang diri,, melanjutkan hidup dalam keadaan yang seperti itu,, tanpa seorang lelaki yang nantinya menjadi seorang ayah bagi janin yang telah ada dalam rahimnya..!?! pertanyaan demi pertanyaan masih tergiang-giang di benakku,, tanpa menunggunya,, ku peluk erat tubuhnya dan kubisikkan kata padanya.." aku akan menjagamu semampu dan sebisaku,, aku akan menerima keadaanmu saat ini,, sama seperti aku menerima keadaanmu di waktu dulu pertama kali kita berjumpa.."
Tak lama setelah kibisikkan kata-kata itu,, ku dengar ia membalas bisikanku,, dengan terharu ia menjawab "iya.." aku siap menjadi apa yang kau harapkan,, " betapa terkejut dan senangnya aku mendengar bisikannya itu,, perasaan senang dan damai terlintas sudah dalam pikiranku,, ku dengar ia berbisik lagi " terima kasih atas semuanya,, aku minta maaf atas segala kesalahanku dimasa lalu padamu.." akupun membalas bisikannya,, " iya,, tidak apa-apa aku sudah memaafkanmu karena cintaku,, semua yang telah terjadi,, telah menempaku menjadi seperti sekarang ini.. "
Setelah lama saling berbisik ku lepaskan ia dalam pelukanku,, terlintas dipikiranku untuk melakukan hal yang mungkin akan sangat spesial dalam hidupnya,, hatiku mulai berdebar-debar,, jantungku mulai berdetak-detak dengan cepatnya,, aliran darah nadiku mengalir semakin deras saja,, bahkan keringat dinginku pun ikut keluar mengiringi rasa yang ingin aku ungkapkan padanya.. tanpa membuang-buang waktu lagi,, ku langsung menyatakan niat hatiku padanya,, "*****,, maukah engkau menjadi istriku,, kalau kamu bersedia,, hari ini juga aku akan menemui orang tuamu dan langsung menyatakan niat hatiku untuk melamarmu.." dalam sekejap ia menangis dan tersungkur kemudian memeluk kakiku erat-erat,, aku tidak tahu apa maksudnya,, ku biarkan ia menangis sejadi-jadinya sampai ia merasa puas dan jenuh atas air mata yang mengalirik lekuk garis di pipinya,, Mungkin ia merasa,, sangat beruntung mendapatkan seorang laki-laki sepertiku disaat ia dalam terpaan masalah seperti ini,, padahal sebaliknya,, akulah laki-laki yang beruntung karena bisa memilikinya disaat dimana ia diterpa masalah yang begitu hebatnya seperti saat ini,, aku seakan bag seorang pahlawan baginya,, yang datang menopangnya disaat ia rapuh,, yang datang menyelamatkannya saat banyak mulut mengunjing aib-aibnya..
Seorang gadis dimasa laluku dulu,, tetaplah seorang gadis dipenglihatanku saat ini,, aku mencintainya bukan semata karena kesempurnaanya,, tetapi karena memang,, hatinya telah mengait hatiku,, sehingga aku dibuat begitu sangat mencintainya.. Tak terasa ia terbangun dan bangkit dan dengan pandangan yang masih tertunduk ia mengatakan dengan suaranya yang lemah lembut lagi jelas,, "iya,, aku mau menjadi istrimu,, laki-laki sepertimulah yang selama ini aku cari,, aku ingin engkau menjadi imamku,, aku ingin engkau menjadi ayah dari anak-anak yang terlahir dirahimku ini.. " gadis ini terus saja mengeluarkan kata-kata yang menyejukkan hatiku,, hingga aku merasakan aroma hujan kedamaian dalam hatiku,, dalam hati aku bergumang.. " Tuhan,, terima kasih atas segalanya,, ternyata dialah jodoh yang engkau ciptakan untukku,, seseorang yang dulu sangat aku perjuangkan dan membuat aku menyerah dalam memilikinya,, kini engkau datangkan dia disaat hamba merasa letih akan semua ini,, ya tuhan,, seandainya gadis ini benar-benar jodoh hamba,, maka perkenankan kami mengikat janji sehidup semati dihadapmu dalam untaian kata ijab khabul ini.. Amiinn..!!!"
.......................................................................................................................................................