LAPORAN PRAKTIKUM
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK
Disusun oleh:
ARKANUDDIN
08740016
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering mendengar nama pupuk di antaranya pupuk kompos, pupuk kompos adalah
pupuk yang terjadi dari hasil penguraian organisme-organisme sehingga
menyebabkan dekomposisi bahan yang semulanya berbentuk menjadi lebih halus dan bermanfaat
bagi masyarakat. Kandungan yang terdapat dalam dekomposisi bahan organik
bervariasi. Ada
kandungan protein dengan bahan-bahan yang lebih kompleks menjadi siap pakai.
Kandungan-kandungan yang terdapat dalam tubuh mahluk hidup diantaranya
kandungan air dan oksigen bahan baku
kompos merupakan hal yang sangat penting.
Manfaat bahan organic bagi kehidupn
kita sehari-hari terutama untuk tanaman pertanian adalah membuat PH, tekstur
dan struktur tanah menjadi lebih baik sehingga apapun yang di butuhkan tanaman
terpenuhi dengan adanya dekomposisi. Disamping itu tanah dan tanaman yang telah
didekomposisi terlihat tampak subur dan menambah kadar humus dalam tanah serta
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
I.2 Tujuan
o
Mahasiswa
dapat mengetahui cara penentuan kadar bahan organic
o
Mahasiswa
dapat menentukan penentuan kadar N
I.3 Tinjauan pustaka
Pengomposan merupakan proses
perombakan (dekomposisi) dan stabilisasi bahan organic oleh mikro organisme
dalam keadaan lingkungan terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa
humus atau kompos ( siman mora,s. dan salundik. 2006).
Karbon dalam bahan dioksida dengan
campuran oksidator yang terdiri dari kalium dikkromat dan asam karbon dalam
bahan dititrasi dangan amonium ferosulfat berbanding terbalik dengan kadar
karbon ( anonymous. 2009 ).
Proses pembuatan kompos adalah suatu
proses perubahan susunan bahan organic dari perbandingan C/N tinggi menjadi C/N
rendah. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut:
§ Senyawa-senyawa hidrat arang seperti
selulosa, hemiselulosa dan sebagainya di uraikan menjadi senyawa-senyawa Co2
dan H2O atau CH4 dan H2.
§ Zat putih telur diuraikan melalui
bentuk amida-amida dan asam-asam amino menjadi NH3, Co2 dan H2O.
§ Penguraian lemak dan lilin menjadi
Co2 dan air (H2O)
§ Pelepasan kembali unsure-unsur hara
yang menyusun mikroorganisme (N, P, K dan lain-lain) setelah jasad-jasad mikro
tersebut mati.
§ Pembebasan unsure-unsur hara dari
senyawa-senyawa organic (humus) menjadi senyawa anorganik(mineral) melalui
proses mineralisasi (djoehana setyamidjaja. 1986).
BAB II
METODOLOGI
2.I penentuan kadar bahan organik (C)
2.I.I Alat
§ Labu kjeldahl
§ Buret pipet ukur
§ Destructor
§ Statif dan klem
§ Karet hisap
§ Destilator
§ erlenmeyer
2.I.2 Bahan
§ HgO
§ H3BO3
§ Aquades
§ Na2SO4
§ HCL
§ H2SO4
§ NaOH
§ MM
2.I.3 Cara mengerjakan
§ Menghaluskan bahan dan menimbang
bahan sebanyak 0,5 gram untuk bahan cair mengambil 2 ml bahan
§ Memasukkan bahn kedalam tabung
kjeldahl, lalu menambahkan 2 gram campuran Na2SO4-HgO (20:1) untuk katalisator
§ Setelah dingin menambahkan 35 ml
aquades dan menembahkan 8,5 ml NaOH 45% dan melakukan destilasi, destilat
ditampung dalam 6,5 H3BO3 4% yang telah di beri tetesan indicator MM atau MB
dan menampung sebanyak 25 ml
§ Mentitrasi destilat yang di peroleh
dengan HCL 0,02 N
§ Kadar N (%) = ml titrasi × N
HCL × 14, 008 × 100 %
gram bahan × 1000
2.2 penentuan kadar N ( metode semi micro kjeldahl )
2.2.I Alat
§ Buret
§ karet hisap
§ Gelas kimia
§ Erlenmeyer
§ Pipet tetes
§ Labu takar
2.2.2 Bahan
§ K2Cr2O7
§ H2SO4
2.2.3 Cara mengerjakan
§ Menimbang 0,5 gram bahan yang telah
di keringkan dan memasukkan dalam gelas kimia lalu menambahkan 25 ml K2Cr2O7 1N
§ Menambahkan 5 ml H2SO4 pekat dengan
hati-hati ( warna larutan harus tetap merah orange, jika terjadi warna hijau
menambahkan lagi larutan yang sama di atas dengan jumlah yang sama ) lalu mendiamkannya selana 20 menit
§ Jaikan volum menjadi 50 ml dngan
aquades dan membiarkan mengendap. Mengambil 10 ml larutan yang jernih (bagian
atas) dan memasukkan kedalam Erlenmeyer lalu menambahkan 10 tetes diphe
§ Mentitrasi dengan amonium fero sulfat sampai terjadi
perubahan menjadi warna hijau
Kadar (%) = (ml titrasi blangko – ml titrasi
sample)×N titran×38,05×5×100%
gram bahan × sampel
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1
Data pengamatan
a.
penentuan kadar
bahan organic
sampel
|
titrasi
|
v. titrasi(ml)
|
Kadar karbon(%)
|
|
sebelum
|
sesudah
|
|||
Pupuk daun
p. daun dan p. kandang sapi
p.daun
|
orange
orange
orange
|
Hijau k
Hijau k
Hijau k
|
22,6 ml
22,5 ml
12,4 ml
|
1,14 %
0,85 %
0,76 %
|
Perhitungan:
1.
C (%) = 34 –
22,6 × 5 × 100 % = 1,14 %
0,5 × 1000
2. C
(%) = 34 – 25,5 × 5 × 100 % = 0,85 %
0,5 × 1000
3. c
(%) = 34 -12,4 × 5 × 100 % = 0,76 %
0,5 × 1000
b.penentuan
kadar N
sampel
|
titrasi
|
v. titrasi ml
|
Kadar N %
|
Rasio N/C
|
|
sebelum
|
sesudah
|
||||
Pupuk 1
Pupuk 2
Pupuk 3
|
kuning
kuning
kuning
|
m. jambu
m. jambu
m. jambu
|
3,4
0,7
2,2
|
0,476
0,1
0,308
|
2,39
8,5
2,46
|
Perhitungan:
1.
N (%) = 3,4 ×
0,05 × 14,008 × 100 % = 2,39 %
0,5 ×
1000
2.
N (%) = 0,7 ×
0,05 × 14,008 × 100 % = 8,5 %
0,5 × 1000
3.
N (%) = 2,2 ×
0,05 × 14,008 × 100 % = 2,46 %
0,5 × 1000
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil dari penentuan kadar bahan
organic © dari praktik di laboraturium dengan menggunakan 3 tahap percobaan
yaitu sample pupuk daun dan sample pupuk kandang maka dari percobaan tersebut
dapat kita lihat bahwa yang mengandung kadar karbon yang paling banyak ada pada
sample yang pertama (pupuk daun).
Dalam percobaan kedua penentuan kadar
N dengan menggunakan (metode semi kjeldahl) dimana dari percobaan ini didapatkan
kadar N (%) yang tinggi ada pada ample pupuk daun.
Setelah mendapatkan hasil dari kedua
percobaan baik penentuan kadar organic © dan juga penentuan kadar (N) disitu
didapatkan rasio C/N dengan hasil paling tinggi adalah percobaan dari pupuk
yang ke 3.
Adapun manfaat dari dekomposisi bahan
organic diantaranya kita bias mengetahui penentuan kadar bahan organic © dan
juga penentuan kadar (N), selain itu juga kita bisa mengetahui cirri-ciri dari
bahan organic yang sudah mengalami proses dekomposisi dan juga kita bisa
mengetahui tahap-tahap dan factor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi
dekomposisi bahan organic.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum diatas kita dapat
menambah wawasan kita tentang tata cara dalam mendekomposisi bahan organic yang
bisa kita kembangkan atau kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Khususnya pada bidang pertanian, selain itu kita juga bisa menentukan kadar
dari bahan organic, fase perombakan lanjutan dan sintesis ulang senyawa-senyawa
organic.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. panduan praktikum biokimia. Umm. Malang
Djoehana setyamidjaja. 1986. pupuk dan pemupukan. Swadaya. Jakarta
Simanmora, S, dan salundik. 2006. pupuk dan pemupukan.
Swadaya. jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar mengenai postingan saya ini..!?!