Disusun oleh:
ARKANUDDIN
08740016
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009
BAB I
I.PENDAHULUAN
I.I latar belakang
Klorofil
adalah zat hijau daun yang terdapat pada tanaman, terutama tanaman tingkat
tinggi. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari
molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom. Seperti halnya
manusia dan hewan tumbuhan mengalami pembentukan klorofil yang di bawah oleh
suatu gen tertentu di dalam kromosom.
Jika gen yang ada di dalam kromosom ini tidak ada maka tanaman akan tampak
putih atau berwarna kuning. Tanaman juga memerlukan unsur-unsur seperti Mn, Cu,
Zn untuk dapat menghasilkan klorofil yang tahan terhadap radiasi sinar
matahari.
Klorofil
sering di manfaatkan atau digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis, dari hasil proses fotosintesis inilah zat hijau daun atau
klorofil pada tanaman di ubah menjadi glukosa. Manfaat klorofil lainnya adalah
sebagai penyerap cahaya matahari yakni radiasi elektromagnetik, tanpa klorofil
tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis.
I.2
Tujuan
§ Mahasiswa mengetahui cara penentuan kadar klorofil
I.3 Tinjauan Pustaka
Klorofil
adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada
spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum kasat
mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak
di serap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil ada 2 macam yaitu
klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin,
moglobin dan enzim sitokrom ( kimbal,jhon,w. dkk.1990 ).
Klorofil
a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi
matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu gugus fungsional
yang di ikat pada porfirin (Campbell,
2000).
Pembentukan
klorofil seperti halnya pembentukan pigmen-pigmen lain pada hewan dan manusia
dibawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak ada
maka tanaman tampak putih belaka. Klorofil dapat di bentuk dengan tiada
memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap klorofil. Larutan klorofil yang di hadapkan
pada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Tanaman akan mengalami klorosis jika
kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit
(dwidjo saputra, 1978).
Penentuan
kadar klorofil dalam jaringan tanaman di lakukan dengan cara mengekstrak pigmen
klorofil dengan aseton atau methanol kemudian hasil ekstrak di amati absorbansi
pada λ 663 nm dan λ 645 nm (anonymous, 2009).
BAB II
METODOLOGI
2.I
penentuan kadar klorofil
2.I.I
Alat
§ Mortal martil
§ Kertas saring
§ Kuvet
§ Labu takar
§ Pipet ukur
§ Karet hisap
§ Corong kaca
§ Tabung reaksi
§ spektrofotometer
2.I.2 Bahan
§
aseton 85 %
2.I.3 Cara Mengerjakan
o
menimbang 2 gram bahan lalu menghancurkan
dalam mortal martil
o
Menambahkan
50 ml aseton 85 % dan membiarkan selama 4 jam lalu menyaring
o
Mengambil
5 ml filtrat dan mengencerkan hingga 25 ml dengan aseton
o
Mengamati
absorbansi pada λ 663 dan λ 645 nm
Klorofil a (ppm) = 12,
21 × A 663- 2, 81 × A 645 × fp
gram
bahan
klorofil b (ppm) = 20,
13 × A 645- 5, 03 × A 663 × fp
gram
bahan
klorofil total (ppm) = 17,
20 × A 645- 7, 18 × A 663 × fp
gram bahan
ket : fp = 5
BAB III
DATA
PENGAMATAN
3.I Data Pengamatan
No.
|
sampel
|
absorbansi
|
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Klorofil total
|
|
645 nm
|
663 nm
|
|||||
1
2
3
|
Daun muda
Daun tua
Daun kuning
|
0, 179
0, 311
0, 053
|
0, 268
0, 452
0, 096
|
27, 69
46,5
10,24
|
22, 57
39, 9
5, 88
|
22,99
86, 2
16, 162
|
3.2 perhitungan
Rumus
:
Klorofil a (ppm) = 12,
21 × A 663- 2, 81 × A 645 × fp
gram
bahan
klorofil b (ppm) = 20,
13 × A 645- 5, 03 × A 663 × fp
gram
bahan
klorofil total (ppm) = 17,
20 × A 645- 7, 18 × A 663 × fp
gram
bahan
ket : fp = 5
klorofil
a (ppm) = 12, 21 × 0, 268- 2, 81 × 0, 179
× fp
0,5
= 27,
69 nm
klorofil
b (ppm) = 20, 13 × 0, 179- 5, 03 × 0, 268 × fp
0,5
= 22,
57 nm
klorofil
total (ppm) = 17, 30 × 0, 179 + 7, 18 × 0, 268 × fp
0,5
= 22, 99 nm
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan penentuan kadar
klorofil yaitu pada daun tua, daun muda dan daun kuning yang memiliki tingkat
klorofil tinggi terdapat pada daun yang tua dengan klorofil dengan klorofil
total berkisar 86, 2 nm, lalu pada daun yang muda nilai klorofil totalnya
adalah 22, 99 nm sedangkan pada daun yang berwarna kuning klorofil totalnya
hanya 16, 162 nm. Pada percobaan penentuan klorofil ini sampel-sampel tersebut
yaitu daun muda, daun tua dan daun kuning masing-masing di beri larutan aseton.
Manfaat
dari percobaan tersebut adalah kita dapat mengetahui penentuan kadar klorofil
pada beberapa tipe daun. Selain itu kita juga dapat membedakan mana tipe daun
yang memiliki kandungan klorofil mulai dari yang rendah sampai yang memiliki
kandungan klorofil yang tinggi. Dengan demikian kita dapat mengetahui mana
tumbuhan yang tahan terhadap sinar matahari dan yang tidak tahan terhadap
radiasi sinar matahari.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
percobaan praktikum yang telah di lakukan maka kita dapat menarik kesimpulan
bahwa semakin hijau daun maka kandungan klorofilnya semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Kimbal. john, w. dkk. 1990. biologi.
Erlangga. Jakarta
Campbell. 2000. biologi. Erlangga. jakarta
Dwidjo saputra, prof. 1978. pengantar
fisiologi tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Anonymous. 2009. petunjuk
praktikum biokimia. Umm. malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar mengenai postingan saya ini..!?!